1.
PENGERTIAN DAN
LINGKUP MANAJEMEN PERKANTORAN
Manajemen perkantoran dapat didefinisikan
sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisian pekerjaan perkantoran,
serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tjuan - tujuan yang
telah ditentukan lebih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data
dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaannya melalui pemeliharaan,
penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap atau pemusnahannya
kalau usang.
Dari definisi diatas bahwa jelaskan bahwa
manajemen perkantoran adalah fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok tugas
pekerjaan meliputi sejumlah aktifitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat-sifatnya, pelaksanaannya atau karena merupakan suatu urutan
ataupun secara praktis saling tergantung
satu sama lain.
Fungsi yang disebut manajemen perkantoran
menurut para ahli itu meliputi rangkaian aktifitas sebagai berikut:
a.
Manajemen
dan pengarahan (Evans)
b.
Tata
penyelenggaraan (Grager)
c.
Pelaksanaan
secara efisien (Leffingwell dan Robinson)
d.
Manajemen
(Littlefield dan Peterson)
e.
Pengawasan
(Neuner dan Haynes)
f.
Pengendalian
dan pengarahan (Nourse)
g.
Pengarahan
dan pengawasan (Robinson)
h.
Pengarahan
(Spriegel dan Davis)
i.
Perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian serta penggerakan (Terry).
Dengan demkian, pada pokoknya manajemen
perkantoran merupakan rangkaiaan aktifitas perencanaan, mengorganisasi
(mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi,
dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai penyelenggaraan secara tertib
suatu hal.
Edwin Robinson (Busines Organization and Practice, 1953) menyebutkan bahwa selain
pekerjaan perkantoran, masih ada empat faktor lainnya yang tersangkut oleh
manajemen perkantoran yaitu:
a.
Pegawai
perkantoran,
b.
Material-perlengkapan,
c.
Persyaratan,
dan
d.
Metode
dari office work,
Menurut John H. MacDonald (Office Manajemen,
1947), fungsi office manajemen bertalian dengan enam hal sebagai berikut:
a. Kepegawaian perkantoran (office personel)
b.
Metode
perkantoran (office methods)
c.
Perlengkapan
perkantoran (office methods)
d.
Faktor-faktor
fisis dalam kantor (physical factors)
e.
Biaya
perkantoran (office costs)
f.
Haluan
perkantoran (office policies)
Perincian selengkapnya mengenai lingkupan
bidang kerja manajemen perkantoran telah disusun oleh Charles O. Libbey yang
membaginya dalam sembilan bidang dengan lebih daripada seratus hal sebagai
berikut:
I.
Office
Space ( ruang perkantoran )
Space forecasting ( perkiraan kebutuhan ruang)
Space allotment ( penjatahan ruang )
Office layouts (
tataruang perkantoran )
Heating and ventilating (pemanasan, peredaran udara)
Air conditioning ( pendinginan udara )
Acoustics (
pantulan suara )
Painting (
lukisan )
Service facilities ( fasilitas kebersihan )
Assembly rooms (
ruang pertemuan )
Safety factors (
faktor keselamatan )
Moving office (
memindahkan kantor )
Alterations (
perubahan-perubahan )
Maintenance (
pemeliharaan )
II.
Comunications ( komunikasi )
Mailing (
pengiriman surat )
Messenger service ( pelayanan pesuruh )
Pneumatic tubes ( pipa hantaran )
Telephones (
telepon )
Wiring layout (
susunan kabel )
Telephone dictation ( pendiktean telepon )
Interoffice telephone system ( sistem telepon antar
kantor )
Telegraph and cabel service (telegraf dan pelayanan
kawat)
Bulletin board (
papan pengumuman )
Reception service ( pelayanan terima tamu )
III.
Office
personnel (
kepegawaian perkantoran )
Selection (
pemilihan )
Orientation (
perkenalan )
Training (
latihan )
Promotion (
promosi )
Testing (
pengujian )
Turnover (
pergantian )
Suggestion system ( sistem saran )
Pooling employess ( pengerahan pegawai )
Tardiness (
keterlambatan )
Absenteeism (
persoalan mangkir )
Departure interview ( wawancara pemberhentian )
Lunchroom fasilities ( fasilitas ruang makan siang )
Morale (
semangat kerjasama )
Discipline (
disiplin )
Retirement (
pensiun )
Rating (
penilaian )
Grievances (
pengaduan )
IV.
Furniture
and equipment (perabotan
dan perlengkapan)
Desk (
meja kerja )
Chairs (
kursi )
Tables (
meja )
Filing equipment ( perlengkapan arsip )
Vaults and safes ( ruang dan peti besi )
Functional furniture ( perabotan fungsional )
Warehousing furniture ( perabotan gudang )
Maentenance and repair ( pemeliharaan dan perbaikan )
Reference equipment ( perlengkapan acuan )
Supply cabinets and shelving ( lemari perbekalan dan
rak)
Clothing racks (
cagak pakaian )
Library furniture ( perabotan perpustakaan )
Evaluation of new equipment ( penilaian perlengkapan
baru )
V.
Appliances
and machines (
peralatan dan mesin )
Typewriters (
mesin tik )
Adding machines ( mesin tambah )
Billing machines ( mesin faktur )
Bookkeeping machines ( mesin pembukuan )
Calculating machines ( mesin hitung )
Dictating equipment ( perlengkapan dikte )
Mailing equipment ( perlengkapan kirim surat )
Visible appliance ( peralatan terlihat )
VI.
Supplies
and stanionery (perbekalan
& keperluan tulis)
Stationary items (barang keperluan tulis)
Letterheads (
kertas surat )
Forms (
formulir )
Janitorial supplies ( perbekalan kebersiahan )
Reproduction supplies ( perbekalan penggandaan )
Evaluating of new supplies ( penilaian perbekalan
baru )
VII.
Methods (
metode )
Data processing (pengolahan keterangan )
Office survey (
penyelidikan perkantoran )
Measurement of clerical output ( pengukuran hasil kerja tulis )
Sceduling of routines ( penjadwalan prosedur tulis )
Charting procedures ( prosedur pembaganan )
Use of films (
pemakaian film )
Statistical analysis ( analisis statistik )
VIII.
Records (
warkat )
Form coordination ( pengkoordinasian formulir )
Form design (
perencanaan formulir )
Correspondence service ( pelayanan surat-menyurat )
Form letters (
pola surat )
Letterwriting reviews ( peninjauan surat-menyurat )
Typing pools (
ruang terpusatkan kerja tik )
Reporting methods ( metode pelaporan )
Surveys (
penyelidikan )
Disposal of record ( penyingkiran warkat )
Microfilming (
pembuatan film kecil )
Retention schedules ( jadwal penyimpanan )
Archival practices and storage ( praktek kearsipan )
IX.
Executive
controls (
kontrol pejabat pimpinan )
Organization planning ( perencanaan organisasi )
Centralization or decentralization ( pemusatan layanan )
Budgetary planning ( perencanaan anggaran )
Forecasting (
penaksiran )
Instruction manual ( buku petunjuk kerja )
Conferences (
konferensi )
Replacement training ( latihan pemindahan tugas )
Job analysis (
analisis tugas pekerjaan )
Salary
standardization (
pembakuan gaji )
Dari perincian diatas ternyata cukup luas
ruang lingkup bidang kerja manajemen perkantoran yang perlu dipikul oleh
seorang petugas atau satuan organisasinya.
2.
SYARAT DAN TUGAS
MANAJER KANTOR
Kini umumnya diakui bahwa seorang manajer
administratif bukan lagi sekedar pimpinan dari para juru tulis dikantor,
melainkan seorang pejabat yang berkedudukan sebagai anggota penuh dari pimpinan
organisasi. Peranannya adalah sama pentingnya seperti pejabat-pejabat pimpinan
dalam berbagai bidang kerja lainnya seperti manajer produksi atau manajer
keuangan. Seperti halnya manajer bidang lainnya, manajer administratif juga
harus menunaikan tugasnyadengan mencapai efisiensi.
Biaya perkantoran tampaknya senantiasa
meningkat dari waktu kewaktu, misal saja untuk pembelian perlengkapan teknologi
informasi yang makin rumit dan makin mahal. Oleh karena itu, efisiensi
perkantoran perlu senantiasa ditingkatkan dan fungsi pelayanan perkantoran harus
menyumbang pada efektifitas menyeluruh dari sesuatu organisasi dalam mencapi
tujuannya.
Ruang lingkup tugas setiap manajer
administratif tidak hanya menyangkut rangkaian aktifitas memperoleh, mencatat
dan menganalisis informasi saja, melainkan juga menjangkau aktifitas menyusun
rencana. Aktivitas ini merupakan perencanaan perkantoran, yang meliputi segenap
sistem perkantoran dengan berbagai prosedurnya. Sistem perkantoran harus
direncanakan secara teliti untuk tercapainya efisiensi teknis dan penghematan
biaya dalam pekerjaan. Untuk mencapai efisiensi itu sistem perkantoran perlu
dirancang sederhana agar mudah dimengerti dan dilaksanakan.
Tugas setiap manajer perkantoran atau
manajer administratif berhubungan pula dengan aktifitas para pegawai bawahannya dan rekan sekantor yang perlu diatur dan
disusun sebaik-baiknya. Ini merupakan organisasi perkantoran yang terutama
menyangkut penggolongan pekerjaan dan pembagian tugas.
Berbagai pekerjaan yang perlu diatur dan
disusun meliputi antara lain:
a.
Komunikasi
b.
Pelaporan
c. Kearsipan
Segenap
pekerjaan itu perlu dikendalikan melalui kontrol perkantoran (office control)
yang dikaitkan dengan perencanaan sistem perkantoran. Bila hasil kontrol tidak
sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan atau dirasa kurang memuaskan,
perlu dilakukan langkah-langkah penyempurnaan yang biasa disebut office work simplification. Ini merupakan tugas manajer administratif yang
bersangkut paut dengan metode.
Selanjutnya tugas seorang manajer
administratif juga berhubungan dengan kantor sebagai tempat pelaksanaan
pekerjaan dengan perlengkapan sebagai sarana kelancaran kerja. Dengan demikian,
hal tataruang perkantoran dan perlengkapan perkantoran merupakan unsur-unsur
tak terpisahkan dari manajemen perkantoran.
Setiap
manajer administratif perlu pula memperhatikan perkembangan manajemen
perkantoran dalam dunia modern sekarang, terutama segi-segi yang berhubungan
dengan pendidikan dan latihan karena ia harus membimbing kemajuan dan kecakapan
para pegawai bawahannya. Perkembangan manajemen perkantoran itu termasuk dalam
pengertian studi perkantoran. Dalam garis besarnya lingkupan tugas manajer
perkantoran dapat digolongkan dalam bidang-bidang di bawah ini, yaitu:
a.
Pekerjaan
perkantoran pada umumnya
b.
Sistem
perkantoran
c.
Organisasi
perkantoran
d.
Komunikasi
perkantoran
e.
Pelaporan
manajerial
f.
Manajemen
kearsipan
g.
Kontrol
perkantoran
h.
Penyederhanaan
pekerjaan perkantoran
i.
Tataruang
perkantoran
j.
Perlengkapan
perkantoran
k.
Studi
perkantoran
Mengingat luasnya lingkupan tugas itu, maka
persyaratan pokok bagi setiap manajer perkantoran modern pada dewasa ini juga
menjadi makin berat. Syarat cukup pengalaman selama bertahun-tahun sebagai
kepala kantor sudah tidak bisa memadai lagi. Pengalaman itu kini harus disertai
dengan aneka persyaratan dan latihan, kemampuan, dan kepribadian tertentu.
Prof. George Terry dari Amerika Serikat misalnya mendaftar tidak kuang dari 12 basic qualifications (kecakapan dasar)
bagi seorang office manager seperti dibawah ini:
1. Executive ability (kemampuan pejabat
pimpinan)
2. A practical background (suatu latar belakang praktek)
3. Managerial training (latihan manajerial)
4. Ability to express oneself (kemampuan
mengungkapkan diri)
5. An open attitude (suatu sikap terbuka)
6. Curiosity (keingintahuan)
7. Creativeness (kreativitas)
8. Sound judgement (pertimbangan sehat)
9. Sales ability (kemampuan
menjual gagasan)
10. Patience (kesabaran)
11. Emotional control (pengendalian emosi)
12. Co-perativeness (kemampuan kerja sama)
Seorang ahli dari inggris J. C. Denyer
menyatakan bahwa seorang manajer perkantoran harus memiliki pendidikan dan
latihan yang tepat maupun ciri-ciri perwatakan yang cocok dengan tugasnya.
Selanjutnya harus memiliki kemampuan melimpahkan pekerjaan maupun kecakapan
organisasi. Seorang manajer perkantoran harus mampu melihat semua urusan dalam
keseluruhannya maupun menghargai segi-segi teknis administrasi yang terperinci.
Mengenai
kualitas kepribadian yang penting-penting ialah kegairahan (enthusiasm),
ketulusan (sincerity), kebijaksanaan (tact), dan pengendalian diri
(self-control). Tetapi kualitas yang terpenting kiranya ialah kepemimpinan
(leadership), yakni kemampuan membangkitkan gairah, memberikan inspirasi, dan
membimbing semua pegawai bawahan. Dengan kepemimpinan itu seorang manajer
perkantoran dapat menghasilkan apa-apa yang terbaik dari orang-orangnya maupun
membuat mereka bekerja sama sebagai sebuah kelompok yang terpadu dari pada
perorangan sendiri-sendiri. Akhirnya Denyer sebagaimana Terry juga menegaskan
executive ability sebagai persyaratan utama bagi setiap office manager di masa
mendatang. Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
“ Men
of greater executive ability will ni required to take charge of office
management, and they will need to have wider education, particularly in the
techniques of office management”
(Orang-orang dengan kemampuan pejabat pimpinan
yang lebih besar akan diperlukan untuk memikul tanggung jawab manajemen
perkantoran, dan mereka akan perlu memiliki pendidikan yang lebih luas,
khususnya dengan teknik-teknik manajemen perkantoran)
Jadi, pada dewasa ini maupun di masa mendatang
setiap manajer perkantoran bukanlah sekedar seorang kepala kantor, melainkan
adalah suatu manajer administratif dengan kemampuan pejabat pimpinan yang
besar.
Menurut Sheddy Nagara Tjandra, dalam bukunya
kesekretarisan jilid 2 seorang manajer mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut:
1.
Pemahaman informasi :
a. Proses memperolah informasi mengenai cara
melaksanakan tugas-tugas manajerial (seperti inisiatif atau kreativitas
sendiri, pelatihan, pengalaman kerja sebelumnya, dan lain-lain)
b. Kemampuan menghimpun dan mendistribusikan
informasi bisnis, dan kemampuan mengantisipasinya sekarang dan dimasa datang.
c. Jenis tugas-tugas kepemimpinan yang
dilaksanakan secara intern.
2.
Informasi mengenai kemampuan bekerja :
a. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan yang
menggunakan pemikiran
b. Kemampuan mengambil keputusan dan
mempartisipasikan bawahan
c. Kemampuan membuat perencanaan,
mengorganisasikan dan mempartisipasikan bawahan, serta penjadwalan
pelaksanaanya.
d. Kemampuan mempertahankan produktivitas dan
mewujudkan keamanan, keselamatan, dan kepuasan kerja serta kebersihan
lingkungan kerja
e. Kemampuan melakukan pencatatan dan menyusun
laporan kerja
3.
Informasi mengenai hubungan kerja dengan pihak
luar :
a. Kemampuan mempromosikan dan menjual atau
memasarkan produk atau pelayanan perusahaan
b. Kemampuan menyelesaikan masalah dan negosiasi
dengan berbagai pihak luar perusahaan
c. Kemampuan mendapatkan bahan baku dan
perbekalan lainnya
4.
Hasil Kerja :
a. Prestasi kerja sebagai inisiatif, kretivitas
dan prakarsa sendiri sebagai eksekutif
b. Hasil kerja yang dicapai melalui bekerja
didalam tim
5.
Hubungan dengan para pekerja :
a. Kemampuan mempengaruhi dalam melaksanakan
pekerjaan
b. Tugas-tugas kepemimpinan yang telah
dilaksanakan
6.
Konteks pekerja lainnya :
a. Loyalitas
b. Disiplin
c. Kemandirian
d. Kepemimpinan dalam tim kerja
7.
Karakteristik jabatan, yang menyangkut
syarat-syarat formal dan informal sebagai manajer seperti :
a. Sertifikat
b. tanggung jawab
c. kontinuitas dalam bekerja penampilan sabagi
eksekutif
d. dan lain-lain.
Informasi-informasi untuk menyusun deskripsi
pekerjaan atau jabatan manajerial seperti ketengahkan diatas, bukan criteria
jabatan manajerial (bukanlah kategori yang mati) Karena pekerjaan atau jabatan
tersebut bersifat kualitatif dan dinamis.
Selanjutnya untuk melakukan analisis pekerjaan
atau jabatan yang penting di lingkungan suatu perusahaan, seperti pekerja
manajerial, staf, pekerja-pekerja kunci dalam garis lini dan lain-lain.
Sesuatunya yang berhubungan dengan produk dan pelayanan perusahaan, diperlukan
pengguna metode relevan, sehubungan dengan itu akan dilakukan pembahasan
mengenai metode dalam melaksanakan analisis pekerjaan atau jabatan. Selain
tenaga sekretaris sebagai tenaga staf ahli di bidangnya masih banyak jasa
sekretaris yang membantu pejabat pimpinan secara umum berupa petugas rutin dari
pejabat pimpinan. Akan tetapi, tidak jarang ia dimintai pendapat atau ide-ide
rutin dan bahkan sampai hal yang amat pribadi sifatnya.
Kehadiran sekretaris pembantu umum pimpinan
ini juga tidak kalah pentingnya agar pejabat pimpinan benar-benar
terkonsentrasi dalam menghadapi masalah pokok yang menjadi tugasnya. Janganlah
pejabat pimpinan direpotkan dengan masalah-masalah kecil baik rutin atau
insidental. Adapun fungsi dari sekretaris pribadi baik tenaga staf ahli maupun
sebagai pembantu umum pimpinan adalah membantu sekelompok atau seorang pejabat
pimpinan tingkat atas agar pekerjaan kantor rutin dapat berjalan
sebaik-baiknya. Disamping itu harus bertanggung jawab atas pekerjaan utama yang
dibebankan kepadanya juga bertanggung jawab akan lancarnya pekerjaan kantor.
Sekretaris sebagai pembantu pimpinan sering
juga disebut sekretaris senior. Selain membantu pimpinan tingkat atas bagi
sekretaris yang befungsi sebagai tenaga staf ahli. Juga berfungsi
menyelenggarakan serta mengganti fungsi pimpinan mengambil keputusan, membuat
perencana, membantu mengadakan bimbingan dan juga melaksanakan aktivitas
manajemen. Masih ada juga jenis sekretaris dalam jenjang organisasi yang tidak
menjabat sebagi pimpinan secretariat, pembantu pimpinan, tenaga staf ahli
maupun pembantu umum. Akan tetapi sebagai tenaga karyawan biasa. Sekretaris
demikian berstatus sebagai karyawan dalam jenjang organisasi.